Wednesday, December 2, 2015

Klasifikasi dan Metode Bubu Dasar

Pengertian Bubu Dasar
Bubu adalah alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan, yang berupa jebakan, dan bersifat pasif. Bubu sering juga disebut perangkap ? traps ? dan penghadang ?guiding barriers?. Alat ini berbentuk kurungan seperti ruangan tertutup sehingga ikan tidak dapat keluar. Bubu merupakan alat tangkap pasif, tradisional yang berupa perangkap ikan tersebut dari bubu, rotan, kawat, besi, jaring, kayu dan plastik yang dijalin sedemikian rupa sehingga ikan yang masuk tidak dapat keluar. Prinsip dasar dari bubu adalah menjebak penglihatan ikan sehingga ikan tersebut terperangkap di dalamnya, alat ini sering diberi nama ftshing pots atau fishing basket (Alam Ikan 1).

Baca Juga : Mengetahui tentang Arus Geostrofik

Menurut (Alam Ikan 2) ,Bubu dasar merupakan Alat tangkap yang bersifat pasif, dibuat dari anyaman bambu (bamboos netting), anyaman rotan (rottan netting), anyaman kawat (wire netting), kere bambu (bamboos screen), misalnya bubu (fish pot), sero (guiding barrier). Bubu dasar merupakan alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan. Variasi bentuknya banyak sekali, hampir setiap daerah perikanan mempunyai model bentuk sendiri. Bentuk bubu dasar  ada yang seperti sangkar (cages), silinder (cylindrical), gendang, segitiga memanjang (kubus) atau segi banyak, bulat setengah lingkaran, dan lain-lainnya.

Baca Juga : Mengetahui tentang Arus Permukaan

 Teknologi penangkapan ikan dengan menggunakan bubu dasar banyak dilakukan hampir seluruh dunia mulai dari skala kecil, menengah sampai skala besar. Untuk skala kecil dan menengah umumnya banyak dilakukan di perairan pantai dihampir seluruh negara yang masih belum maju sistem perikanannya, sedangkan untuk skala besar banyak dilakukan di negara yang telah maju sistem perikanannya. Perikanan bubu skala kecil umumnya ditujukan untuk menangkap kepiting, udang, keong dan ikan dasar, sedangkan untuk perikanan bubu skala menengah atau besar biasanya dilakukan di lepas pantai yang ditujukan untuk menangkap ikan dasar, kepiting, atau udang di kedalaman mulai dari kedalaman 20-700 m (Alam Ikan 3).

Menurut (Alam Ikan 3), bahan bubu dasar biasanya terbuat dari dari anyaman bambu (bamboo netting), anyaman rotan (rottan netting) dan anyaman kawat (wire netting). Pada umumnya, bubu yang digunakan terdiri dari: 

? Badan atau tubuh bubu
Badan atau tubuh bubu umumnya terbuat dari anyaman bambu yang berbentuk empat persegi panjang untuk menenggelamkan bubu ke dasar perairan yang terletak pada keempat sudut bubu.

? Lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan
Lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan terletak pada bagian bawah sisi bubu. Lubang ini berdiameter 35 cm, posisinya tepat di belakang mulut bubu. Lubang ini dilengkapi dengan penutup.

? Mulut bubu
Mulut bubu berfungsi untuk tempat masuknya ikan yang terletak pada bagian depan badan bubu. Posisi mulut bubu menjorok ke dalam badan atau tubuh bubu berbentuk silinder. Semakin ke dalam diameternya semakin mengecil. Pada bagian mulut badian dalam melengkung ke bawah sepanjang 15 cm. Lengkungan ini berfungsi agar ikan yang masuk sulit untuk meloloskan diri keluar. 

Bubu pada umumnya berukuran tidak terlalu besar dibandingkan dengan alat tangkap lain yang sejenis. Bubu dapat lebih mudah dipindahkan dari satu tempat penangkapan ke tempat penangkapan yang lain, sehingga bubu merupakan suatu alat jenis bangunan penjebak atau perangkap yang bisa juga dijadikan sebagai alat   sampingan guna menambah atau meningkatkan hasil pendapatan dari nelayan yang bersangkutan (Alam Ikan 3).



Baca Juga : Daerah Penangkapan Ikan (Fishing Ground)

Pengertian bubu lipat
Bubu lipat adalah alat perangkap yang mempunyai satu atau dua pintu masuk dan diangkat dengan mudah (dengan atau tanpa perahu) ke daerah penangkapan. Kemudian alat tersebut dipasang di permukaan atau dasar perairan selama jangka waktu tertentu. Untuk menarik perhatian ikan, kadang-kadang didalam bubu lipat ini diberi umpan, umpan dapat berupa Ikan asin. dapat pula dilipat sehingga dapat diletakkan diperahu dalam jumlah banyak dan efisien.

Menurut (Alam Ikan 4), alat-alat tangkap tersebut baik secara temporer (temporarity), semi permanen (semi permanently) maupun permanen (tetap), dipasang (ditanam) di dasar laut, diapungkan atau di hanyutkan, ikan-ikan atau sumber daya perikanan laut yang tertangkap atau terperangkap disebabkan oleh adanya rangsangan dari umpan ataupun tidak.  

Klasifikasi Bubu Dasar dan Bubu Lipat
Menurut (Alam Ikan 1), mengklasifikasi bubu menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Berdasarkan sifatnya sebagai tempat bersembunyi / berlindung : 
  • Perangkap menyerupai sisir (brush trap)
  • Perangkap bentuk pipa (eel tubes)
  • Perangkap cumi-cumi berbentuk pots (octoaupuspots) 

2. Berdasarkan sifatnya sebagai penghalang
  • Perangkap yang terdapat dinding / bendungan 
  • Perangkap dengan pagar-pagar (fences)
  • Perangkap dengan jeruji (grating)
  • Ruangan yang dapat terlihat ketika ikan masuk (watched chambers) 

3. Berdasarkan sifatnya sebagai penutup mekanis bila tersentuh
  • Perangkap kotak (box trap)
  • Perangkap dengan lengkungan batang (bend rod trap) 
  • Perangkap bertegangan (torsion trap)

4. Berdasarkan dari bahan pembuatnya
  • Perangkap dari bahan alam (genuine tubular traps)
  • Perangkap dari alam (smooth tubular)
  • Perangkap kerangka berduri (throrrea line trap)

5. Berdasarkan ukuran, tiga dimensi dan dilerfgkapi dengan penghalang 
  • Perangkap bentuk jambangan bunga (pots)
  • Perangkap bentuk kerucut (conice) 
  • Perangkap berangka besi



Baca Juga : Pengukuran Kecepatan angin dan Alatnya

Klasifikasi Bubu Dasar
Alat ini dapat dibuat dari anyaman bambu (bamboo netting), anyaman rotan (rottan netting), dan anyaman kawat (wire netting). Bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti silinder, setengah lingkaran, empat persegi panjang, segi tiga memanjang dan sebagainya. Dalam pengoperasiannya dapat memakai umpan atau tanpa umpan. 

Bubu yang daerah operasionalnya berada di dasar perairan. Untuk bubu dasar, ukuran bubu dasar bervariasi, menurut besar kecilnya yang dibuat menurut kebutuhan. Untuk bubu kecil, umumnya berukuran panjang 1m, lebar 50-75 cm, tinggi 25-30 cm. untuk bubu besar dapat mencapai ukuran panjang 3,5 m, lebar 2 m, tinggi 75-100 cm. Hasil tangkapan dengan bubu dasar umumnya terdiri dari jenis-jenis ikan, udang kualitas baik, seperti Kwe (Caranx spp), Baronang (Siganus spp), Kerapu (Epinephelus spp), Kakap ( Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji (Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld, udang barong, kepiting, rajungan, dll 

Bubu Lipat
Menurut (Alam Ikan 5), juga mengklasifikasikan bubu lipat ke dalam jenis alat tangkap perangkap (traps yang bebrbentuk lipat.

Dalam pengoperasiannya untuk menangkap ikan diberikan umpan didalamnya umpan tersebut berfungsi untuk menarik perhatian Ikan. Umpan disini dapat berupa ikan yang telah mati, ikan petek, ikan kembung. Bubu lipat ini memiliki 2 pintu, yaitu disebalah kanan dan kiri yang bentuknya menjorok kedalam terbuat dari jaring PE (Polyetilen) kemudian kerangka terbuat dari besi, pintu yang dibuat menjorok masuk kedalam dimaksudkan agar Ikan atau Kepiting yang telah masuk tidak dapat keluar lagi.



Baca Juga : Substrat dasar Perairan? Apa artinya

Metode dan cara pengoperasian bubu dasar dan bubu lipat
Menurut (Alam Ikan 5), bahwa cara penggunaan bubu tergantung dari jenis bubunya. Pengoperasian bubu ini dapat digunakan secara berganda ataupun secara tunggal. Bubu biasanya diletakkan di dasar perairan dengan diberi umpan atau tanpa umpan. Selanjutnya untuk alat tangkap jenis traps yang digunakan di daerah pantai sifatnya adalah menghadang ikan atau biota laut lainnya, yang pada saat pasang mendekati pantai dan pada saat surut menjauhi pantai. Pada prinsip utama bubu dalam pengoperasiannya adalah mengarah pada biota yang menjadi sasarannya menuju ke mulut selanjutnya terperangkap didalam ruangan. Bubu merupakan perubahan atau modifikasi dari bubu yang telah ada. Perubahan tersebut berdasarkan biota yang akan ditangkapnya.

Dalam pengoperasiannya bubu dilengkapi dengan tali untuk mengikat pelampung yang dimaksudkan agar mempermudah dalam pengambilan bubu tersebut dari dasar perairan. Bubu juga dilengkapi dengan umpan dari potongan ikan terutama ikan yang menimbulkan bau sehingga pemangsa mau mendekat. Pemberian umpan ini bertujuan untuk menarik perhatian ikan agar terperangkap didalam bubu. Setelah itu dilakukan penurunan pelampung tanda dilanjutkan penurunan bubu beserta pemberatnya. Setelah dianggap posisinya sudah baik maka pemasangan bubu dianggap sudah selesai. Bubu dimasukkan kedalam air selama kurang lebih sehari semalam, setelah sehari semalam pengangkatan bubu dilakukan.



Baca Juga : Faktor Produktivitas Primer Ekosistem

Konstruksi Bubu Dasar
Menurut (Alam Ikan 3), bahan bubu biasanya terbuat dari anyaman bambu (bamboo netting), anyaman rotan (rottan netting) dan anyaman kawat (wire netting). Pada umumnya, bubu yang digunakan terdiri dari: 
a.  Badan atau tubuh bubu
  • Badan atau tubuh bubu umumnya terbuat dari anyaman bambu yang berbentuk empat persegi panjang dengan panjang 125 cm, lebar 80 cm dan tinggi 40 cm. bagian ini dilengkapi pemberat dari batu bata (bisa juga pemberat lain) yang berfungsi untuk menenggelamkan bubu ke dasar perairan yang terletak pada keempat sudut bubu.

b.  Lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan
  • Lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan terletak pada bagian bawah sisi bubu. Lubang ini berdiameter 35 cm, posisinya tepat di belakang mulut bubu. Lubang ini dilengkapi dengan penutup.

c. Mulut bubu
  • Mulut bubu berfungsi untuk tempat masuknya ikan yang terletak pada bagian depan badan bubu. Posisi mulut bubu menjorok ke dalam badan atau tubuh bubu berbentuk silinder. Semakin ke dalam diameternya semakin mengecil. Pada bagian mulut bagian dalam melengkung ke bawah sepanjang 15 cm. Lengkungan ini berfungsi agar ikan yang masuk sulit untuk meloloskan diri keluar (Alam Ikan 6).

Explanation :
Alam Ikan 1 : Brandt, 1984
Alam Ikan 2 : Umar, 2004
Alam Ikan 3 : Sudirman dan Mallawa, 2004
Alam Ikan 4 : Subani dan barus (1988) dalam Umar (2004)
Alam Ikan 5 : Von Brandt (1984) dalam Nugroho (2004)
Alam Ikan 6 : Subani, 1988

Sepandai - pandainya tupai melompat sesekali jatuh juga, Sepandai - pandainya seseorang sekali waktu ada salahnya pula. 
Semoga Bermanfaat


reff : http://www.alamikan.com/2012/11/mengetahui-tentang-bubu-dasar.html


Related video : Klasifikasi dan Metode Bubu Dasar


0 comments:

Post a Comment