Koefisien Bentuk Kapal
D = Muolded depth ditengah-tengah kapal (meter)
reff : http://www.alamikan.com/2012/11/koefisien-bentuk-kapal-dan-mesinnya.html
Menurut (Alam Ikan 1), koefisiegaris besar di kelompokkan menjadi 4 bagian yaitu, koefisien garis air (waterplane area coefficient), koefisien gading besar/midship (midship coefficient) ,koefisien balok (block coefficient) ,koefisien prismatik memanjang (longitudinal prismatic coefficient), dan koefisien prismatik tegak (vertical prismatic coefficient).
n bentuk kapal secara
n bentuk kapal secara
Baca Juga : Jenis Kapal dan Bentuk Kapal
a. Koefisien garis air kapal (Cwl)
Koefisien garis air kapal ( coefficient waterline) dengan notasi Cwl atau ?.
Koefisien water line/ koefisien garis air kapal (Cwl) adalah perbandingan antara luas bidang garis air muat ( Awl ) dengan luas sebuah empat persegi panjang dengan lebar B.
Cwl =Awl/ Lwl
dimana :
Awl = Luas bidang garis air.
Lwl = Panjang garis air.
B = Lebar kapal ( Lebar Garis Air ).
Pada umumnya nilai Koefisien garis air kapal (Cwl) terletak antara 0,70 ~ 0,90
b. Koefisien midship kapal (Cm)
Koefisien midship kapal atau koefisien gading besar dengan notasi Cm ( Midship Coeficient )
Baca Juga : Keselamatan Pelayaran, Kapal akan Tenggelam apa yang harus dilakukan?
Koefisien midship (Cm) adalah perbandingan antara luas penampang gading besar yang terendam air dengan luas suatu penampang yang lebarnya = B dan tingginya = T
Cm = Am/ B . T
Penampang gading besar ( midship ) yang besar terutama dijumpai pada kapal sungai dan kapal? kapal barang sesuai dengan keperluan ruangan muatan yang besar. Sedang bentuk penampang gading besar yang tajam pada umumnya didapatkan pada kapal tunda sedangkan yang terakhir di dapatkan pada kapal ? kapal pedalaman. Harga koefisien midship terletak antara 0,50 ~ 0,995 dimana harga yang pertama di dapatkan pada kapal tunda sedangkan yang terakhir di dapatkan pada kapal? kapal pedalaman. Bentuk penampang melintang yang sama pada bagian tengah dari panjang kapal dinamakan dengan Paralel Midle Body.
c. Koefisien Blok Kapal ( Block Coeficient )
Koefisien blok kapal adalah merupakan perbandingan antara isi karena dengan isi suatu balok dengan panjang = Lwl, lebar = B dan tinggi = T. koefisien blok dengan Notasi Cb.
Cb = V / Lwl. B.T
Dimana:
V = Isi karene (volume balok)
Lwl = Panjang garis air
B = Lebar karene atau lebar kapal
T = Sarat kapal
Dari harga Cb dapat dilihat apakah badan kapal mempunyai bentuk yang gemuk atau ramping. Pada umumnya kapal cepat mempunyai harga Cb yang kecil dan sebaliknya kapal ? kapal lambat mempunyai harga Cb yang besar.
Harga koefisien blok kapal (Cb) terletak antara 0,20 ~ 0,84.
d. Koefisien Prismatik Kapal (Cp) Prismatik Coefficient
Koefisien prismatik kapal di bagi menjadi 2 bagian yaitu koefisien prismatik memanjang (biasa disebut koefisien prismatik horizontal atau longitudinal) dan yang kedua adalah koefisien prismatik vertikal (biasa disebut koefisien prismatik tegak).
? Koefisien prismatik memanjang ( Longitudinal Prismatic Coeficient )
Koefisien prismatik memanjang dengan notasi Cp adalah perbandingan antara volume badan kapal yang ada di bawah permukaan air ( Isi Karene ) dengan volume sebuah prisma dengan luas penampang midship ( Am ) dan panjang Lwl.
Jadi koefisien prismatik memanjang sama dengan koefisien balok dibagi koefisien midship. Harga Cp pada umumnya menunjukkan kelangsingan bentuk dari kapal. Harga Cp yang besar terutama menunjukkan adanya perubahan yang kecil dari bentuk penampang melintang disepanjang panjang Lwl. Pada umumnya kapal mempunyai harga koefisien prismatik kapal (Cp) yang terletak antara 0,50 dan 0,92.
? Koefisien prismatik tegak (koefisien prismatik vertikal)
Dengan notasi Cpv adalah perbandingan antara volume badan kapal yang ada dibawah permukaan air ( Isi Karene ) dengan volume sebuah prismayang berpenampang Awl dengan tinggi = T.
Cpv = V/Awl T
dimana:
V = Isi Karene
Awl = Luas Penampang garis air
T = Sarat air
Baca Juga : Pariwisata dan Rekreasi dalam Perikanan
1. Mesin Kapal
Menurut (Alam Ikan 2), mesin (engine) adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) dan alat yang tidak bergerak (statis) yang bila bekerja dapat menimbulkan tenaga energi. Salah satu penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor dan biasa disebut motor bakar. Motor bakar adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk melakukan kerja mekanik yang diperoleh dengan cara proses pembakaran bahan bakar. Mesin land used adalah mesin kapal yang dimodifikasi sedemikian rupa dari mesin darat. Umumnya mesin darat yang digunakan untuk menjadi sebuah mesin kapal biasanya digunakan sebagai generator listrik ataupun dari mesin truk.
Mesin land used ini umumnya menggunakan sistem kerja 4 tak dimana membutuhkan 4 kali langkah untuk satu kali kerja. Hal ini dirasa efisien karena mengingat mesin 4 tak dianggap lebih hemat dalam hal bahan bakar. Mesin land used ini tentunya mempunyai keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan mesin land used ini adalah harganya lebih murah daripada marine used. Tetapi dari segi ketahanan ataupun keawetan mesin marine used jauh lebih baik daripada mesin land used karena mesin land used dibuat untuk lingkungan di darat sementara di laut itu jauh lebih sulit mengingat adanya ombak dan arus laut sehingga membutuhkan ketahanan yang jauh lebih baik. Hal itu yang menyebabkan mesin marine used jauh lebih baik ketahanannya daripada land used yang sudah dibuat sedemikian rupa untuk digunakan di laut. Tetapi umumnya masyarakat Indonesia masih menggunakan marine land used karena faktor ekonomi (Alam Ikan 3).
Menurut Sartimbul (2001), mesin di kapal penangkapan ikan ada 2 macam yaitu:
- Motor penggerak utama kapal atau sering disebut dengan motor induk (Prime Mover Engine, main engine) adalah motor yang menghasilkan daya untuk tenaga dorong penggerak kapal, yang menghasilkan daya untuk tenaga dorong penggerak kapal.
- Permesinan bantu (auxiliary machinery) adalah permesinan batu yang digunakan selain untuk penggerak kapal.
Berdasarkan letak motor ada tiga jenis motor penggerak yaitu : motor tempel, motor luar/warangan (outboard motor) dan motor dalam (inboard motor). Berdasarkan bahan bakarnya motor penggerak kapal ada tiga jenis yaitu : motor solar, motor bensin, dan motor minyak tanah. Pada umumnya motor tempel menggunakan bahan bakar bensin atau minyak tanah yang ditempatkan diburitan kapal, sedangkan motor luar/warangan (poros baling-baling panjang) menggunakan bahan bakar solar yang dipasang disampin kapal. Motor dalam (poros baling-baling pendek) menggunakan bahan bakar solar yang ditempatkan secara permanen yang dipasang didalam lambung kapal (AlamIkan4).
Berdasarkan penggunaannya, motor penggerak kapal ikan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu mesin darat (stationary engine / land used) dan mesin laut (marine engine). Marine engine merupakan mesin yang yang paling baik untuk digunakan sebagai penggerak kapal ikan, karena kapal tersebut memang dirancang untuk digunakan sebagai penggerak kapal ikan, serta dirancang khusus untuk keperluan lingkungan laut dan lebih tahan korosif. Namun demikian banyak nelayan yang menggunakan land used bahkan mesin mobil sebagai penggerak, terutama dengan memodifikasi sistem pendinginnya. Alasan mereka adalah harga jauh lebih murah dibandingkan dengan marine engine. Mesin-mesin yang biasa digunakan sebagai penggerak kapal adalah mesin diesel yang bahan bakarnya berupa solar. Menurut (Alam Ikan 2), mesin diesel merupakan mesin yang sistem pembakarannya menggunakan tekanan dan suhu tinggi.
Menurut (Alam Ikan 2) perbedaan yang paling utama antara mesin diesel dengan mesin bensin adalah pada proses pembakaran dimana mesin bensin adalah proses pembakaran dimana mesin bensin menggunakan letupan api listrik untuk pembakaran sedangkan mesin diesel menggunakan tekanan dan suhu tinggi. Mesin pembakaran dalam sendiri secara umum terbagi menjadi dua yaitu mesin empat langkah dan mesin dua langkah sedangkan dari bahan bakarnya terbagi atas mesin diesel dan mesin otto. Prinsip pembakaran didalam mesin pada motor bakar jenis diesel bahan bakar solar disemprotkan kedalam silinder berisi udara yang bertemperatur dan bertekanan tinggi, sehingga bahan bakar terbakar dengan sendirinya atau dengan kata lain terjadi penyalaan sendiri. Gas-gas ini akan mengembang yang akan menekan dan mendorong piston bergerak kebawah. Gerakan dari piston yang lurus itu diteruskan melalui batang torak keporos engkol yang merubah menjadi gerak putar motor bakar. Gerak mutar motor bakar ini disebut motor bakar model piston (Alam Ikan 2).
2. Tonase Kapal
Tonase kapal adalah besaran yang menunjukkan kapasitas atau volume ruangan-ruangan yang tertutup dan dianggap kedap air yang berada di dalam kapal. Adapun fungsi dari tonase kapal bagi pihak yang terkait dalam pengoperasian kapal, yaitu (Alam Ikan 5) :
1. Bagi pihak galangan
Tonase kapal dapat digunakan sebagai penetapan tarip doching kapal dan reparasi kapal.
2. Bagi pemilik kapala
Dapat digunakan sebagai penetapan pendapatan dan pengeluaran kapal dalam suatu interval tertentu.
3. Bagi pihak pemerintah
Digunakan sebagai pedoman pemungutan pajak (pajak pelabuhan).
Tonase kapal merupakan suatu besaran volume yang pengukurannya menggunakan satuan register tonage. Dimana 1 RT menunjukan volume suatu ruangan sebesar 100 Ft3=2,8328 m2.
Ada 2 (dua) macam Register Tonnage, yaitu :
1. Brutto Register Tonnage = BRT
2. Netto Register Tonnage = NRT
Menurut (Alam Ikan 6), untuk ukuran gross tonnage atau brutto register tonnage dari sebuah kapal tergantung dari cara perhitungan yang dilakukan oleh suatu negara tertentu.
3. Brutto register tonnage (BRT)
Brutto Register Tonnage (Tonnage kapal) atau yang biasanya dinamakan gross tonnage adalah banyaknya atau volume ruangan-ruangan tertutup dan dianggap kedap air didalam kapal yang dapat memberikan keuntungan. Menurut Blair Carvel (1968), untuk ukuran gross tonnage atau brutto register tonnage dari sebuah kapal tergantung dari cara perhitungan yang dilakukan oleh suatu negara tertentu.
Menurut (Alam Ikan 6), perhitungan Gross Tonnage (GT) yaitu :
1. Gross tonase untuk kapal < 24m
a. Tonase kotor kapal diperoleh dan ditentukan sesuai dengan rumus yaitu sebagai berikut :
GT = 0,25 x V.
Dimana :
V adalah jumlah isi dari ruangan dibawah geladak atas ditambah ruangan?ruangan diatas geladak atas yang ditutup sempurna yang berukuran tidak kurang dari 1 m3.
b. Isi ruang dibawah geladak atas adalah perkalian majemuk dari ukuran panjang, lebar,dan dalam dikalikan dengan faktor.
Isi ruang dibawah geladak = P x L x D x F
Dimana :
- P = Panjang, adalah jarak mendatar dari bagian belakang linggi haluan sampai bagian depan linggi buritan yang diukur tingkatan geladak atas atau bagian sebelah atas rimbat tempat.
- L = Lebar, adalah jarak mendatar diukur antara kedua sisi luar kulit lambung kapal pada tempat yang terlebar.
- D = Dalam adalah jarak tegak lurus ditempat yang terlebar diukur dari sisi bawah gading dasar sampai sisi bawah geladak atau sampai pada ketinggian garis khayal melintang melalui sisi atas dari lambung tetap.
- F = Faktor ditentukan menurut bentuk penampang melintang dan atau jenis kapal.
- 0,85 bagi kapal-kapal bentuk penampang penuh atau bagi kapal-kapal dengan dasar rata, secara umum digunakan bagi kapal tongkang.
- 0,70 bagi kapal-kapal bentuk penampanghampir penuh atau dengan dasar agak miring dari tengah?tengah ke sisi kapal, secara umum digunakan bagi kapal motor.
- 0,50 bagi kapal?kapal yang tidak termasuk golongan a dan b secara umum digunakan bagi kapal layar atau kapal layar di bantu motor.
c. Isi ruangan-ruangan diatas geladak atas adalah hasil perkalian majemuk dari ukuran panjang rata-rata, lebar rata-rata dan tinggi rata-rata yang ukurannya diambil dari sisi sebelah luar penegar.
2. Gross tonase untuk kapal > 24m
Harus dengan cara pengukuran internasional dan dasar cara pengukuran Internasional sekarang ini adalah: ?International convention on tonnage measurement of ships 1969? (TMS.1969). Konvensi ini merupakan produk IMO yang digunakan sebagai dasar perhitungan tonnase kapal yang dipergunakan dalam pelayaran Internasional.
Menurut ketentuan Syahbandar, perhitungan Gross Tonnage (GT) yaitu :
Tonase kotor kapal untuk ruang geladak bawah diperoleh dengan rumus :
GT1 = 0,25 x V ? V = P x L x D
GT 1= 0,25 X P X L X D X F
Tonase kotor kapal apabila ada ruang di atas geladak diperoleh dengan rumus :
GT2 = 0,25 X P X L X D
Maka, total Tonase dari kapal tersebut yaitu :
GT (Total) = GT1 + GT2
Dimana :
GT = Gross Tonnase
V = Isi ruang geladak bawah atau atas (P X L X D)
P = Panjang (jarak mendatar dari bagian belakang linggi haluan sampai bagian depan linggi buritan yang diukur tingkatan geladak atas atau bagian sebelah atas rimbat tempat).
L= Lebar (jarak mendatar diukur antara kedua sisi luar kulit lambung kapal pada tempat yang terlebar).
F = Faktor ditentukan menurut bentuk penampang melintang dan atau jenis kapal.
Dimana F :
- 0,85 bagi kapal-kapal bentuk penampang penuh atau bagi kapal-kapal dengan dasar rata, secara umum digunakan bagi kapal tongkang.
- 0,70 bagi kapal-kapal bentuk penampanghampir penuh atau dengan dasar agak miring dari tengah?tengah ke sisi kapal, secara umum digunakan bagi kapal motor.
- 0,50 bagi kapal?kapal yang tidak termasuk golongan a dan b secara umum digunakan bagi kapal layar atau kapal layar di bantu motor.
3. Netto register tonnage (NRT)
Netto Register Tonnage adalah banyaknya atau volume ruangan-ruangan tertutup didalam kapal yang dipergunakan untuk mengangkut muatan dan yang akan dibongkar atau dikeluarkan dari dalam kapal. Menurut (Alam Ikan 6), perhitungan Net Tonnage (NT) yaitu :
Net Tonnage dari sebuah kapal ditentukan dengan rumus :
VC = Volum total dari ruang muat (m?)
K2 = 0.2 + 0.002 log VC
D = Muolded depth ditengah-tengah kapal (meter)
d = Muolded draught ditengah-tengah kapal (meter)
N1 = Jumlah penumpang-penumpang dalam kabin yang tidak lebih dari 8 tempat tidur
N2 = Jumlah penumpang yang lain
N1 + N2 = Jumlah total penumpang dalam kapal yang diijinkan untuk diangkut sesuai yang dicantumkan dalam sertifikat kapal penumpang.
Menurut (Alam Ikan 6), beberapa Tonase bersih (Net Tonnage) dapat dihitung sebesar : 60% dari Tonase kotor (Gross Tonnage) untuk kapal motor, 80% dari tonase kotor (Gross Tonnage) untuk kapal layar dan kapal layar dibantu motor. Sama dengan tonase kotor untuk kapal tongkang.
Menurut ketentuan Syahbandar, perhitungan Net Tonnage (NT) yaitu :
NT = 60% X GT
NT = 80% X GT
Dimana :
60% dari Tonase Kotor untuk kapal motor.
80% dari Tonase Kotor untuk kapal layar dan kapal layar dibantu motor.
4. Diplacement tonnage
Menurut (Alam Ikan 6), Displacement Tonnage adalah berat dari karena dan satuan yang digunakan adalah ton. Besar bervariasi tergantung pada jumlah crew, bahan bakar, air dan lain-lain yang dibawa. Misalnya : isi karena (V), berat jenis air dinyatakan (j), maka dapat diartikan :
Ada 2 dimensi dalam berat yang harus diperhatikan yaitu ton metrik = 1000 kg dan ton inggris = 1016 kg. Displacement normal diartikan apabila kecepatan kapal (knot) dibagi dengan akar pangkat dua panjang garis air (feet) akan memeberikan nilai 0.9 s/d 1.10 maka kasko kapal dianggap mempunyai bentuk displacement yang normal sesuai dengan perbandingan panjang kapal.
5. Dead weight tonnage (DWT)
Menurut (Alam Ikan 6), Dead Wight Tonnage adalah jumlah (berat) yang dapat ditampung oleh kapal untuk membuat kapal terbenam pada batas yang diijinkan.
Komponen yang membentuk DWT :
1. Berat BHBK + Pelumas
2. Air tawar
3. Bahan makanan
4. ABK + barang bawaan
5. Peralatan penangkapan
6. Muatan, es dan garam
Jumlah bahan bakar tergantung dari PK mesin, kecepatan yang digunakan dalam hal ini adalah kecepatan dinas. Kecepatan dinas adalah rata-rata yang dipakai dalam operasi penangkapan ikan dan dinyatakan dalam knot dimana : 1 knot adalah 1 mil laut/jam (1.852m/j = 0.5144 m/detik). Berat minyak pelumas dapat diperkirakan antara 2-4% jumlah berat bahan bakar yang diperlukan. Pemakaian air tawar untuk pendinginan motor diesel dapat diperkirakan sebesar 2-5 kg/HP. Keperluan air tawar dan air minum untuk keperluan sanitasi dapat diperkirakan antara 100-150 kg/orang/hari. Pemakaianya bahan makanan dapat diperhitungkan antara 5 kg/orang/hari. Berat crew dan penumpang serta barang perlengkapan yang dibawa pada umumnya dapat diperkiran antara 150 ? 200 Kg/orang.
6. Light weight tonnage (LWT)
Menurut (Alam Ikan 6), Light Weight Tonnage adalah jumlah berat yang meliputi konstruksi kapal kasko, mesin penggerak kapal, perlengkapan kapal dan peralatan bantu penangkapan. Merupakan berat komponen kapal yang bersifat tetap. Pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu :
- Berat baja badan kapal (berat korpus) yaitu berat badan kapal, bangunan atas (superstructure) dan perumahan geladak (deck house)
- Berat peralatan yaitu berat dari seluruh peralatan antara lain jangkar, rantai jangkar, mesin jangkar, tali temali, capstan, mesin kemudi, mesin winch, derrick boom, mast, ventilasi, alat-alat navigasi, life boat, davit, perlengkapan dan peralatan dalam kamar-kamar, dll.
- Berat mesin pnggerak beserta instalasi pembantunya yaitu berat motor induk, motor Bantu, ketel, pompa-pompa, separator, botol angina, cooler, intermediate shaft, propeller shaft, bantalan-bantalan poros, reduction gear, dan keseluruhan peralatan yang ada di kamar mesin.
Light Weight Tonnage dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Gross Tonnage
Adalah banyakmya atau volume ruangan-ruangan tertutup dan dianggap kedap air di dalam kapal yang dapat memberikan keuntungan. Dirumuskan sebagai berikut :
GT = 0,353 (a+b)
GT = 0,353 ((L x B x D x Cb) + (L1 x B1 x D1 x Cb1))
GT = 0,353 ((L x B x D x Cb) + (L1 x B1 x D1))
dimana :
GT = Gross Tonnage kapal (dalam RT)
a = Volume ruangan tertutup yang berada di bawah geladak utama (dalam m3)
b = Volume ruangan tertutup yang berada di atas geladak utama (dalam m3)
b. NettoTonnage
Perhitungan Netto Tonnage dapat ditentukan dari hasil pengurangan Gross Tonnage dengan besaran register Tonnage ruangan-ruangan yang sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku dalam perhitungan netto register Tonnage. Perhitungan netto Tonnage bagian kapal yang berukuran kecil berdasarkan besarnya Gross Tonnage kapal dengan register Tonnage ruang mesin.
Baca Juga : Kontruksi dan Bagian Kapal Perikanan
Baca Juga : Bagian - Bagian dari Ukuran Utama Kapal
Explanation :
Alam Ikan 1 : Rys, 2002
Alam Ikan 2 : E. Karyanto, 1999
Alam Ikan 3 : Sartimbul, 2001
Alam Ikan 4 : Budihardjo, 2000
Alam Ikan 5 : BPPI, 1990
Alam Ikan 6 : Setiyanto, 2005
Alam Ikan 6 : Setiyanto, 2005
Sepandai - pandainya tupai melompat sesekali jatuh juga, Sepandai - pandainya seseorang sekali waktu ada salahnya pula.
Semoga Bermanfaat
reff : http://www.alamikan.com/2012/11/koefisien-bentuk-kapal-dan-mesinnya.html
0 comments:
Post a Comment