Friday, November 20, 2015

Kontruksi dan Pengoperasian Jaring Arad

Deskripsi Jaring Arad
Jaring Arad merupakan salah satu alat tangkap yang termasuk di dalam klasifikasi jaring trawl, karena ukurannya kecil sehingga disebut juga mini trawl dan bekerjanya di dasar perairan sama seperti trawl-trawl yang lain sehingga disebut small bottom trawl. Pengoperasian jaring arad ini dikhususkan untuk menangkap ikan demersal, karena adanya sistem membuka dan menutupnya mulut jaring karena adanya papan otter (other board) yang dipasang pada bagian depan ujung sayap (wing), otter trawl ini merupakan trawl dasar yang bagian mulutnya tidak kaku karena tidak di pasang beam (Alam Ikan 1).

Jaring otter trawl (jaring arad) adalah suatu alat yang termasuk ke dalam jenis boat seine. Mengenai bentuk umum daripada jaring arad terdiri dari sepasang sayap atau kaki yang berukuran panjang ? 20 ? 30 meter, lebar bagian terujung adalah 1 meter (Alam Ikan 2).

Menurut (Alam Ikan 3), jaring arad adalah jaring yang terdiri dari bagian-bagian kantong, sayap dan mulut dan dilengkapi dengan kayu (danleno) pada sayap tegak dan sebuah palang (beam) mendatar untuk membuat mulut jaring yang terbuka bila ditarik sepanjang dasar perairan. Namun akhir-akhir ini nama arad juga berkembang sejalan dengan perkembangan sejenis jaring pukat yang pengoperasiannya ditarik (pukat tarik) dengan menggunakan perahu atau kapal di dasar perairan.

Baca Juga : Alat Penangkap Bubu Belut

Semenjak diberlakukannya Keppres No. 39/1980 tentang penghapusan dan dilarangnya alat tangkap trawl (pukat harimau) baik besar maupun kecil baik yang menyerupainya untuk beroperasi di wilayah pantai Indonesia, maka berbagai jenis alat tangkap pengganti dan alternatif mulai bermunculan dan berkembang di nelayan. Modifikasi jenis alat tangkap ini dilakukan sedemikian rupa sehingga bentuknya menyerupai trawl.

Konstruksi Jaring Arad
Konstruksi arad memberikan informasi teknis berupa komponen dan material yang terdapat dari setiap bagian arad. Komponen utama dari jaring arad antara lain terdiri dari:
1. Sayap/kaki jaring (wing)
  • Badan jaring yang terpanjang dan terletak di ujung depan pukat hela. Sayap jaring terdiri dari sayap atas (upper wing) dan sayap bawah (lower wing).
2. Medan jaring atas (square)
  • Bagian jaring yang terletak di ujung mulut dengan posisi menjorok ke depan. Panjang square dapat diukur sebagai selisih antara panjang sayap samping dengan panjang sayap atas.
3. Badan jaring (body)
  • Bagian jaring dari pukat hela yang terletak diantara bagian sayap jaring dan bagian kantong jaring. Badan jaring terdiri dari beberapa kisi jaring yang berbentuk trapesium.
4. Kantong jaring (cod end)
  • Bagian jaring yang terpendek dan terletak di ujung belakang pukat hela.
5. Tali temali
a. Tali ris atas (head rope)
  • Tali yang berfungsi untuk menggantungkan dan menghubungkan kedua sayap jaring bagian atas.
b. Tali ris bawah (ground rope)
  • Tali yang berfungsi untuk menghubungkan kedua sayap jaring bagian bawah melalui mulut jaring bagian bawah.
c. Tali selambar (warp rope)
  • Tali yang berfungsi sebagai penghela dan menarik pukat hela keatas kapal.
d. Tali cabang
  • Tali atau rantai bercabang yang letaknya antara papan rentang dengan tali selambar.
e. Tali pelampung (float line)
  • Tali yang dipergunakan untuk menempatkan dan mengikatkan pelampung.
f. Tali pemberat (sinker line)
  • Tali yang dipergunakan untuk menempatkan dan mengikatkan pemberat.
6. Pemberat (sinker)
  • Benda yang mempunyai daya tenggelam. Dipasang pada bagian tali pemberat yang berfungsi untuk menenggelamkan pukat.
7. Pelampung (float)
  • Benda yang mempunyai daya apung. Dipasang pada tali pelampung yang berfungsi sebagai pengapung pukat.



Keterangan:
1. Top wing
2. Lower wing
3. Square
4. Belly
5. Flapper
6. Cod end

Baca Juga : Perangkap dan Penghadang Pakaja (Trap and Guiding Barriers)

Cara pengoperasian Jaring Arad
Cara pengoperasian pada arad yaitu dengan cara menyaring ikan-ikan yang ada di perairan. Pengoperasian pukat hela arad dilakukan dengan menghela di belakang perahu yang sedang berjalan. Kelengkapan pukat hela arad yang berupa papan rentang (otter board) digunakan sebagai alat pembuka mulut pukat. 

Cara pengoperasian pukat hela dasar, baik yang dilengkapi dengan papan rentang, palang atau gawang, maupun dengan dua kapal sebagai alat pembuka mulut jaring dihela di belakang kapal, adalah dihela dengan posisi pukat menyapu dasar perairan.

Dalam mengoperasikan Small Bottom Trawl hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Persiapan 
  • Sebelum operasi penangkapan ikan, segala sesuatunya peralatan mulai dari perlengkapan operasional agar dipersiapkan secara teliti, seperti penyusunan alat di tempatnya agar mudah diturunkan. Pemeriksaan mesin-mesin, pemeriksaan palka, perbekalan es dan sebagainya.
2. Daerah Penangkapan
  • Setelah segala persiapan dilakukan dengan sempurna, barulah kapal dapat di layarkan menuju tempat atau daerah penangkapan yang telah direncanakan. Daerah penangkapan yang cocok untuk trawl adalah daerah perairan yang mempunyai dasar rata pada umumnya dengan substrat dasar peraiaran lumpur  berpasir atau lumpur.
3. Setting 
  • Penurunan jaring dengan menggunakan trawl dapat dilakukan pada setiap saat baik itu siang maupun malam hari asalkan ruang cukup baik dan memungkinkan untuk penurunan jaring. Setelah kapal sampai pada daerah penangkapan , penurunan jaring mula-mula dari bagian belakang (cod end), belly, sayap, otter board dan yang terakhir kali penarik (warp).
4. Draging 
  • Selang operasi jaring tersebut terus ditarik selama kira-kira 40 menit, kemudian baru dinaikkan kembali keatas kapal untuk mengambil ikannya.
5. Hauling 
  • Urutan penarikan alat adalah kebalikan dari penurunan jaring, bila seluruh bagian jaring telah naik ke atas kapal, maka pengambilan ikan dapat segera dilakukan.
Baca Juga : Alat Penangkap Bubu Gurita

Menurut (Alam Ikan 4), cara pengoperasian alat tangkap jaring arad adalah sebagai berikut:
  1. Kapal menuju daerah penangkapan (fishing ground);
  2. Setelah sampai di fishing ground, kecepatan kapal dikurangi. Melalui bagian kiri atau kanan samping kapal, setting dimulai dengan penurunan bagian kantong, badan dan sayap. Setelah semua bagian jaring berada di permukaan air, jaring tersebut ditarik supaya kedudukan kedua sayap sejajar. Selanjutnya kedua papan diturunkan bersama-sama dan dibiarakan melayang di permukaan air sambil ditarik sampai posisi kedua papan tersebut sempurna;
  3. Pada saat penurunan tali penarik, gerakan perahu agak dipercepat. Panjang tali penarik (towing rope) disesuaikan dengan kedalaman perairan;
  4. Ujung tali penarik diikat pada bagian depan perahu sedangkan di bagian buritan kanan tali penarik tersebut ditarik sejajar perahu, harapannya posisi jaring berada pada belakang perahu;
  5. Perahu bergerak ke depan dengan kecepatan kurang lebih 3 knot dan jaring  ditarik selama 1 ? 3 jam;
  6. Setelah penarikan jaring selesai, mesin kapal dimatikan dan dilakukan penarikan jaring dengan menggunakan tenaga manusia sehingga seluruh jaring terangkat;
  7. Hasil tangkapan dikeluarkan dengan membuka tali pengikat kantong;
  8. Jaring dan tali-temali disusun kembali untuk operasi selanjutnya.

Baca Juga : Mengetahui tentang Bagan Tancap

Daerah operasi Jaring Arad
Daerah operasi arad pada pantai dengan dasar lumpur, pasir, atau pasta campur lumpur dengan kedalaman relatif dangkal dan topografi dasarnya relatif datar, selain itu kondisi angin, arus, dan gelembung harus diperhatikan. Waktu penangkapan dapat dilakukan  baik pada waktu siang maupun malam hari.

Jalur-jalur penangkapan yaitu Jalur I, meliputi perairan di atas 1 (satu) mil sampai dengan 4 (empat) mil yang diukur dari permukaan air pada surut terendah yang hanya diperbolehkan bagi pengoperasian kapal pukat hela dengan ukuran sampai dengan 5 (lima) gross tonnage (GT).

Dan Jalur II, meliputi perairan di atas 4 (empat) mil sampai dengan 12 (dua belas) mil yang diukur dari permukaan air pada surut terendah yang hanya diperbolehkan bagi pengoperasian kapal pukat hela dengan ukuran sampai dengan 30 (tiga puluh) GT. Setiap Kapal Pukat Hela yang wilayah operasinya di jalur I dapat beroperasi di jalur II dan/atau di atas 12 (dua belas) mil, dan kapal pukat hela yang wilayah operasinya di jalur II dapat beroperasi di atas 12 (dua belas) mil. Dan sebaliknya Setiap kapal pukat hela yang wilayah operasinya di jalur II dilarang beroperasi di jalur I.

Baca Juga : Alat Bantu untuk Daerah Penangkapan Ikan

Explanation:
Alam Ikan 1 : Ayodhya, 1981
Alam Ikan 2 : Mulyono, 1986
Alam Ikan 3 : Naryo Sadhori (1973
Alam Ikan 4 : Balai Pengembangan Penangkapan Ikan (1996)

Sepandai - pandainya tupai melompat sesekali jatuh juga, Sepandai - pandainya seseorang sekali waktu ada salahnya pula. 
Semoga Bermanfaat


reff : http://www.alamikan.com/2012/11/mengetahui-tentang-jaring-arad.html


Related video : Kontruksi dan Pengoperasian Jaring Arad


0 comments:

Post a Comment