Saturday, November 21, 2015

Mengetahui Ekosistem Sungai

Pengertian Ekosistem Sungai
Sungai merupakan perairan air tawar yang mengalir, secara fisik dan biologis menghubungkan habitat darat dan habitat laut. Dibandingkan dengan air laut, sungai mempunyai kadar garam yang rendah, dan arus kuat. Hewan di dalam ekosistem ini harus mampu memelihara keseimbangan kadar air dan garam, sehingga air harus terus-menerus banyak dibuang. Karena arus yang kuat, kadar atau tekanan oksigen tinggi dan makhluk yang tinggal di sini memiliki toleransi yang rendah terhadap perubahan kadar oksigen itu. Pencemaran atau ampas industri dan sampah kota mudah sekali meracuni bagi makhluk air tawar, karena oleh proses pembusukan tidak langsung menurunkan kadar oksigen dalam air (Alam Ikan 1).

Sungai merupakan perairan air tawar yang  mendapatkan masukan unsur hara dari tanah sehingga sungai memiliki hubungan yang erat dengan daratan beserta penghuninya. Konsekuensi dari variasi kehidupan organisme pendukungnya akan memberikan pengaruhnya terhadap faktor-faktor fisik, kimia maupun faktor biologis yang ada. Pada perairan yang mengalir banyaknya air yang masuk menentukan kedalaman dari perairan tersebut dan akan mempengaruhi beberapa kebiasaan hidup dari spesies yang hidup di perairan yang mengalir. Kedalaman dengan kecuraman sungai akan ikut menentukan  kecepatan arus dan dengan kecepatan arus mengakibatkan suatu kandungan oksigen terlarut relatif sama (Alam Ikan 1).

Menurut Alam Ikan 2, berdasarkan kecepatan arusnya, bagian air dapat dibedakan menjadi dua golongan :
a.       Zona Cepat (rapid zone)
  •  Terdapat pada bagian dangkal dengan arus yang kuat sehingga mencegah terjadinya akumulasi lumpur dan partikel lainnya. Zona ini mempunyai dasar keras untuk menempelnya benthos.
b.     Zona Lambat (poal zone)
  • Terdapat pada bagian yang lebih dalam dengan arus yang lemah sehingga lumpur dan hetritus dapat mengendap dan membentuk dasar yang lunak. Pada zona ini terdapat benthos yang melayang di dasar perairan dan nekton yang tergantung pada benthos dan detritus sebagai makanannya.

Menurut Alam Ikan 3, pengaruh lain dari arus adalah adanya unsur hara yang sifatnya fisik, kimia maupun biologis. Selain akan menentukan adaptasi biota, efek selanjutnya adalah kecerahan dan kekeruhan suatu perairan. Pengaruhnya terhadap perairan adalah :
1.    Penetrasi cahaya matahari ke dalam air.
2.    Perubahan panas radiasi.
3.    Pelapisan dasar perairan.
4.    Kehidupan biotanya.

Pengaruh kekeruhan terhadap konsumen yang hidup pada habitat perairan tergantung pada bahan yang menimbulkan kekeruhan. Kekeruhan yang disebabkan oleh erosi dapat mempengaruhi adaptasi ikan atau bahkan mungkin akan menyebabkan faktor lethal atau mengurangi kemampuan untuk bertahan dalam keadaan hidup (Alam Ikan 1).

Sebagian air dari hujan yang jatuh di tanah akan mengalir ke danau, ke kolam, dan ke sungai. Air hujan ini sebagian akan menguap dan sebagian lagi akan meresap ke dalam tanah. Banyak sedikitnya air yang dapat meresap ke dalam tanah bergantung pada vegetasi, susunan tanah dan miringnya tanah. Air yang meresap ke dalam tanah dapat timbul lagi ke permukaan, biasanya sebagai mata air. Dari mata air ini, air mengalir melalui sungai-sungai menuju laut (Alam Ikan 4).

Anak sungai menerima air dari mata air. Banyak mata air di daerah pegunungan dan anak sungai, yang mengalir melalui bagian-bagian yang curam, berbatu-batu dan banyak mengandung gelembung-gelembung udara. Dari gelembung-gelembung udara ini oksigen mudah larut dalam air. Anak sungai biasanya mengandung banyak oksigen (Alam Ikan 4).

Di dalam sungai yang arus tidak deras terdapat plankton. Produsen di sini seperti alga hijau, Diatomae dan lumut air terdiri dari spesies yang hidup melekat pada batu-batu atau benda-benda lainya. Kadang-kadang organisme ini menutupi dasar sungai, memberikan makanan dan perlindungan pada larva berbagai macam serangga yang selanjutnya merupakan makanan bagi ikan kecil. Persediaan makanan untuk ekosistem sungai tidak hanya terdiri dari organisme yang hidup dalam air melainkan juga dari organisme darat, terutama serangga yang terus-menerus jatuh ke dalam air dan menambah makanan penghuni air (Alam Ikan 3).

Di bagian hilir sungai, air mengalir terus-menerus dari pegunungan dan sampai ke daerah daratan sehingga arusnya tidak begitu deras lagi. Beberapa anak sungai bersatu sehingga volume air bertambah dan induk sungai menjadi lebih lebar. Arus yang terjadi tidak besar lagi maka terjadi penumpukan bahan organik dan menjadi makanan saprovor. Semakin lebar sebuah sungai dan semakin sedikit pengaruh pohon-pohon yang tumbuh di tepinya, maka cahaya matahari dapat langsung sampai ke bagian besar permukaan air. Dengan demikian proses fotosintesa tidak terganggu lagi, dan produktivitas biologis mengalami pertambahan jauh lebih besar dibandingkan di daerah hulu sungai. Produktivitas di daerah hilir sungai menjadi besar, maka banyak konsumen yang dapat hidup di daerah ini. Di dasar sungai terdapat remis, bangsa siput dan berbagai macam larva serangga (Alam Ikan 3).


Hal Lain Yang berhubungan dengan Ekologi Perairan
  1. Temperatur
  2. Kedalaman
  3. Kecerahan
  4. Substrat Perairan
  5. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen)
  6. Karbondioksida
  7. Derajat Keasaman (pH)
  8. Salinitas
  9. Alkalinitas
  10. Klasifikasi Salinitas
  11. Ekosistem Muara
  12. Ekosistem Sungai
  13. Tingkah Laku Organisme Sungai
  14. Ekosistem Pantai
    Explanation :
    Alam Ikan 1 : Soemarwoto, 1982
    Alam Ikan 2 : Odum (1995)
    Alam Ikan 3 : Hutabarat (1997)
    Alam Ikan 4 : Prawiro, 1979

    Sepandai - pandainya tupai melompat sesekali jatuh juga, Sepandai - pandainya seseorang sekali waktu ada salahnya pula. 
    Semoga Bermanfaat


    reff : http://www.alamikan.com/2012/11/mengetahui-ekosistem-sungai.html


    Related video : Mengetahui Ekosistem Sungai


    0 comments:

    Post a Comment